IPOL.ID – PT PLN (Persero) sukses membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) budidaya tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menekan biaya operasional hingga Rp15,8 juta per bulan dengan penyediaan listrik 33 kilo Volt Ampere (kVA) melalui energi hijau.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono mengatakan, PLN mendukung sektor agrikultur dengan penyediaan listrik yang andal dan mudah melalui program electrifying agriculture (EA).
“Program EA menjadi komitmen PLN mendorong modernisasi di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para pelaku di sektor agrikultur,” kata Budiono melalui keterangannya di Makassar, Minggu (4/8/24).
Program EA merupakan inovasi PLN dalam mengajak para pelaku di sektor agrikultur untuk beralih menggunakan alat-alat dan mesin produksi berbasis listrik sehingga lebih maju, efisien dan ramah lingkungan.
Penggunaan teknologi agrikultur berbasis listrik akan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan pelaku usaha agrikultur dibanding menggunakan genset atau diesel.
Melalui program ini, PLN juga berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan.
“Kami juga menyediakan layanan kelistrikan yang berbasis energi hijau yaitu Renewable Energy Certificate (REC). Pelanggan tambak udang tersebut turut berkontribusi dalam penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) dengan transaksi 40 unit REC atau setara 40 Mega Watthour (MWh),” kata Budiono.
PLN mencatat hingga Juli 2024, jumlah pelanggan Program EA di Sulselrabar telah mencapai 3.350 pelanggan dengan total daya tersambung sebesar 188.685 kilo Volt Ampere (kVA). “Program EA juga menjadi bagian dari langkah strategis perseroan dalam upaya mendorong perekonomian melalui sektor ketenagalistrikan,” ujar Budiono.
Sardi sebagai pemilik tambak udang vaname seluas dua hektare di Desa Laikang, Kabupaten Takalar, menyebut program EA PLN mampu menggenjot peningkatan budidaya udangnya dan mendorong efisiensi biaya operasional usaha tambak udang hingga 28 persen tiap bulannya.
Sebelum menggunakan listrik PLN, ia mengaku sempat mengalami gagal panen sebanyak dua kali akibat tegangan yang kurang stabil saat menggunakan genset.
“Selain menghemat biaya operasional, hadirnya listrik dapat mengoptimalkan semua peralatan listrik yang ada seperti kincir dan penerangan yang dinyalakan malam hari untuk menjaga kualitas udang,” ujar Sardi.
Dirinya merinci sebelum menggunakan listrik PLN, tambak udang miliknya menghabiskan sekitar 3 ribu liter solar dengan estimasi biaya sekitar Rp55 juta lebih per bulan. Setelah menggunakan listrik PLN, pihaknya hanya membayar listrik sebagai biaya operasional bulanan di kisaran Rp39,5 juta.
Kebanyakan petambak udang di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan telah beralih ke listrik PLN. “Saat ini layanan PLN semakin baik, begitu ada tantangan langsung direspon secara cepat. Selain itu PLN juga memfasilitasi penjualan sertifikat Energi Baru Terbarukan yang tentunya dapat menambah nilai jual kami,” kata Sardi. (lumi)