Dari dua channel itu, lanjut Aswin, HOK diberikan pemahaman bahwa pemerintah yang tidak menganut sistem hukum Islam harus diperangi. HOK juga mendapatkan seri ajaran Daulah Islamiyah.
“HOK juga mendapatkan video tutorial mendapatkan bahan-bahan peledak, lagu-lagu berisi propaganda,” kata Aswin.
Tak berhenti sampai di situ, pada bulan April-Mei 2024 HOK melakukan pembelian sejumlah bahan untuk membuat bom. Dia pun sempat merakit bom hingga meledak di dalam kamar.
Lambat laun, orang tua HOK akhirnya mengetahui aksi HOK mulai mengarah pada aksi terorisme setelah membeli 20 liter zat kimia pada Mei 2024. Saat itu, orangtua meminta HOK berhenti karena dipandang sudah keluar dari jalur yang benar.
“Saat orangtuanya bertanya apa yang meledak, HOK ini menjawab dia lagi main petasan di dalam kamar. Kamar HOK memang selalu tertutup dan keluarganya dilarang untuk masuk ke dalam,” ungkap Aswin.
Aswin menegaskan, saat ini penyidik Densus 88 masih melakukan profiling jaringan medsos yang diikuti oleh HOK itu. Di sisi lain, dia mengimbau agar orang tua mengawasi anaknya secara penuh.