IPOL.ID – Seorang bapak kos di Gunungpati, Semarang, menjadi sorotan setelah nekat mengonsumsi daging kucing dengan alasan mengobati diabetes. Video amatir yang menunjukkan aksinya makan nasi dan daging kucing viral di media sosial, memicu beragam reaksi dari publik.
Menanggapi kasus tersebut, Pakar Kesehatan UM Surabaya Vella Rohmayani. Vella yang juga Dosen Teknologi Laboratorium Medis menjelaskan mengkonsumsi daging kucing termasuk hal yang tidak lazim dan dilarang di banyak negara, salah satunya di Indonesia.
“Seseorang yang mengkonsumsi daging kucing, akan dianggap tidak memiliki etika oleh sebagian besar masyarakat. Selain melanggar etika mengkonsumsi daging kucing juga dapat membahayakan kesehatan, karena beresiko menularkan penyakit zoonosis atau penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia,” kata Vella dikutip dari laman UM Surabaya, MInggu (10/8)
Dia mengatakan, kucing merupakan hewan yang bisa berperan sebagai hospes penular berbagai penyakit berbahaya yang dapat disebabkan oleh bakteri dan parasite, baik endoparasite maupun ektoparasit.
Kucing sebenarnya merupakan hewan liar dan tidak jelas kondisi kesehatannya dan bukan merupakan hewan yang dirawat untuk dimanfaatkan dagingnya.
Menurutnya, walaupun saat ini banyak kucing yang dijadikan sebagai hewan peliharaan oleh manusia, kesehatan kucing sangat bergantung dengan bagaimana habitat dan pola perawatannya.
“Oleh sebab itu mengkonsumsi daging kucing, terlebih daging kucing liar akan menyebabkan risiko kesehatan yang cukup serius bagi manusia,” tegas Vella.
Beberapa bahaya yang ditimbulkan jika mengkonsumsi daging kucing adalah terkena penyakit toxoplasmosis yang disebabkan oleh parasite Toxoplasma gondii, terkena infeksi kecacingan, terpapar racun atau zat kimia berbahaya serta risiko kesehatan lainnya.
“Oleh sebab itu mengkonsumsi daging kucing sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan sanksi sosial, serta dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang berbahaya bagi manusia,” katanya. (far)