Lebih lanjut Wawan mengatakan, kegiatan manaqiban atau zikir tersebut biasa dilaksanakan Pesantren Sirnarasa di Masjid Agung Ciamis setiap bulan. Namun pesertanya tidak sebanyak yang ada dalam video dan tidak memakai kostum merah itu.
“Manaqib biasa dilaksanakan setiap bulan. Tapi lebih ke masalah kostum. Saya juga baru ngeh ada kostum semacam itu. Terutama ibu-ibu yang pakai ciput. Konotasinya seperti yang dipakai agama lain,” jelasnya.
Wawan pun menegaskan yang menjadi persoalan dalam video itu hanya berhubungan dengan pakaian atau kostum. Terutama ibu-ibu yang memakai ciput. Sedangkan untuk ibadahnya, zikir, salat, tablig akbar dan lainnya tidak ada yang salah.
“Ibadahnya tidak ada yang salah segala macamnya. Itu saya rasa hanya kostumnya. Kalau untuk peci merah putih, di Mesir juga banyak,”ucapnya.
Wawan pun sempat menanyakan kepada panitia mengenai kostum tersebut. Menurut penjelasan panitia, dikatakan Wawan, bahwa itu simbol bendera merah putih dan juga fatwa dari Mama Gaos sebagai guru dari pesantren.