IPOL.ID – Wakil Ketua Umum (Waketum) Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Fathul Nugroho yakin di tangan Bahlil Lahadalia, Kementerian ESDM bisa lebih baik lagi.
“Pertama, tentu saya ucapkan terima kasih kepada Pak Arifin Tasrif yang telah bekerja semaksimal mungkin. Kedua, saya ucapkan selamat kepada Bang Bahlil untuk amanah barunya,” ujar Fathul dalam siaran persnya di Jakarta, mengutip Rabu (21/8/2024).
Fathul meyakini sektor energi akan lebih baik di tangan Bahlil. Pasalnya, selain pengusaha Bahlil juga pernah menjabat sebagai menteri investasi/kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menurut Fathul, Bahlil paham apa yang harus dilakukan, khususnya dalam mengerek lifting minyak dan gas. Apakah dengan regulasi, atau percepatan investasi di sektor hulu untuk mengerek produksi minyak mentah dalam negeri.
“Pengalaman Bang Bahlil sebagai pengusaha, dan pemerintahan membuat semuanya akan menjadi mudah. Terlebih, beliau memamg orang lapangan. Sehingga akan terus memantau secara teknis,” ucap Fathul yang juga Ketua Bidang Maritim dan Kelautan BPP Hipmi 2022-2024.
Dalam penyusunan RAPBN 2025, lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari (bopd) dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari. Sementara, dalam APBN 2024 menargetkan lifting migas 635 ribu barel per hari (BPOD) dan lifting gas bumi sebagai sebesar 1,33 juta setara minyak per hari.
Fathul menyebut, Pemerintah bisa mencontoh negara lain yang demografinya mirip-mirip Indonesia. Seperti Brazil. Lifting minyak di Negeri Samba mencapai 3 juta barel per hari.
“Caranya, memaksimalkan potensi di Indonesia dengan percepatan investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu. Bang Bahlil paham soal itu, apalagi sebelumnya menjadi Menteri Investasi,” usul Fathul.
Selain soal minyak dan gas (migas), ia juga optimis mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini bisa menggalakkan hilirisasi lebih lanjut di sektor mineral dan batubara (minerba).
“Terlebih, Bang Bahlil juga sudah sowan ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Sehingga saya yakin betul bahwa program hilirisasi akan lebih menggeliat lagi dari sebelumnya,” kata Fathul.
Terakhir, Kementerian ESDM bersama dengan PLN memiliki tantangan dalam mengelola kelebihan pasokan listrik excess dari program 35 ribu MegaWatt (MW).
“Kelebihan tersebut perlu dilihat bukan sebagai beban, justru menjadi peluang bagus untuk mendukung kebijakan hilirisasi. Pemerintah dan PLN secara strategis dapat memanfaatkan kapasitas berlebih ini untuk mendorong pengembangan industri di wilayah-wilayah kunci. Kebijakan preferential tariff dan harga dinamis (dynamic pricing) bagi pengguna industri di zona KEK bisa membuat harga listrik lebih efisien”, tutur Fathul yang juga Direktur Eksekutif Institute for Policy, Energy, and Economics (Inspec). (ahmad)