IPOL.ID – Indonesia harus mewaspadai dua tanda terakhir yaitu Pemilu Amerika Serikat (AS) yang semakin sulit diprediksi seiring peningkatan tensi politik pasca penembakan Donald Trump serta penurunan tajam indeks saham di AS, terutama NASDAQ minus 8,59 persen month to month (mtm) dan S&P 500 minus 3,96 persen mtm.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memaparkan beberapa akibat dari tekanan ekonomi di AS terhadap perekonomian Indonesia.
Pertama adalah adanya peningkatan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. “Kalau ada indikator resesi yang semakin menguat, ketidakjelasan sikap dari bank sentral Amerika, (maka para investor bisa beralih) ke safe haven-nya (aset yang lebih aman) bisa beragam, bisa emas, bisa kemudian dolar Amerika dalam jangka menengah,” ujarnya dalam Biweekly Brief CELIOS yang diadakan secara virtual, Jakarta, Senin (5/8/24).
Implikasi kedua ialah cadangan devisa Indonesia bisa menurun akibat pelemahan permintaan ekspor ke AS. Kendati memang ekspor Indonesia ke AS tidak sebesar ke China, tetapi bahan baku atau barang setengah jadi yang dikirim ke China juga akan diolah dan berakhir di pasar AS.