Gelar pada ajang resmi Federasi Tenis International (ITF) itu merupakan trofi keempatnya pada tahun ini. Sebelum menggondol dua gelar di pulau Dewata, dua kejuaraan di kandang sendiri telah masuk dalam koleksinya, yakni ITF M25 Traralgon dan ATP Challenger 75 Burnie.
Dua gelar tersebut ia dapatkan setelah mencapai babak utama Australia Open dari kualifikasi. Sayangnya, kegemilangan di awal tahun ini hanya berlangsung sebentar. Babak pertama ATP Challengger—jembatan menuju sirkuit ATP—kerap menghentikan langkahnya. Di luar lapangan hardcourt, ia hanya mampu mengoleksi tiga kemenangan.
Kendati demikian, konsistensinya lolos dari kualifikasi Challenger memberikannya peringkat tertinggi sepanjang karirnya. Berbekal 60% (33/55) kemenangan sepajang tahun, pemilik tiga belas trofi berbagai level menghuni urutan 204 tunggal putra pada awal Mei.
“Challenger menuntut penampilan yang lebih tinggi dan aku perlu membiasakan diri dengan tantangan tersebut.
Petenis-petenis yang datang tentu jauh lebih tangguh dan berpengalaman. Ini tur yang cukup menantang dalam karirku,” tambahnya.