IPOL.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta akan melakukan uji coba pelepasan 1.400 ember berisi telur nyamuk Wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024. Teknologi itu digadang-gadang mampu menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD), Chikungunya, dan Zika.
Teknologi ini akan dipatenkan untuk diterapkan di Jakarta sebagaimana di Yogyakarta yang telah menerapkannya sejak tahun 2022. Hasilnya, bisa menurunkan 77 persen kasus demam berdarah dan 86 persen kasus perawatan di rumah sakit.
Langkah itu pun mendapatkan dukungan dari legislator di Kebon Sirih. Karena hal itu akan berdampak pada penekanan terhadap penyebaran nyamuk demam berdarah di Jakarta.
“Kalau bagus, kita lanjutkan saja secara sistematis, terstruktur dan masif. Karena sudah ada Kota yang mengimplementasikan dan berhasil, maka langsung saja kita lakukan secara berkesinambungan,” ujar Wakil Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak dalam keterangannya, Jumat (20/9).
Teknologi nyamuk wolbachia itu sudah pernah dibahas oleh Dinas Kesehatan bersama pimpinan dan anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta pada periode 2019-2024.
“Secara sepintas sebenarnya sudah pernah, salah satu cara kita untuk mencegah atau tindakan preventif kita yaitu menyebar nyamuk wolbachia,” pungkas Jhonny.
Data Dinas Kesehatan, diketahui wolbachia merupakan bakteri alami pada 60 persen serangga. Bakteri tersebut tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain. Artinya, tidak akan menyebabkan manusia sakit.
Wolbachia hidup dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui telur. Cara kerja teknologi Aedes Aegypti Wolbachia yakni, Bakteri Wolbachia disuntikan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti.
Dengan begitu, nyamuk jantan Wolbachia kawin dengan nyamuk betina, maka telur tidak menetas. Nyamuk jantan kawin dengan nyamuk betina ber-Wolbachia, maka telur menetas ber-Wolbachia.