Untuk mengurangi tantangan itu, kata Arif, maskapai penerbangan harus mengadopsi strategi proaktif yang memanfaatkan inovasi teknologi terbaru untuk mendapatkan solusi yang efektif.
“Dengan demikian, mereka dapat meminimalkan dampak gangguan, meningkatkan keandalan operasional, dan meningkatkan penanganan gangguan pada penumpang dan awak pesawat,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa penting untuk mengatasi gangguan dalam operasional penerbangan karena dampaknya dapat meningkatkan biaya operasional penerbangan tersebut.
Oleh karena itu, lanjut Arif, FGD tersebut sebagai langkah kolaborasi untuk membantu proses pemulihan dalam industri penerbangan Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19.
“Saya mendorong para peserta untuk memanfaatkan wawasan yang diperoleh di sini dan menerapkannya pada operasional sehari-hari mereka,” ucap Arif.
Menurutnya sektor penerbangan Indonesia masih perlu bekerja keras untuk memulihkan industrinya yang terdampak signifikan dari pandemi COVID-19 pada tahun 2020 hingga 2022 lalu. “Upaya-upaya yang sedang dilaksanakan, termasuk diskusi seperti FGD ini, sangat penting untuk merevitalisasi industri dan meningkatkan ekonomi nasional,” imbuh Arif.