IPOL.ID – Wakil Presiden Amerika serikat Kamala Harris sedianya akan mengunjungi perbatasan Amerika Serikat (AS)-Meksiko di Arizona untuk berkampanye, pada Jumat (27/9/2024).
Saat kampanye Harris mencoba mengubah isu imigrasi yang lebih besar dari beban menjadi kekuatan. Berharap untuk melawan serangkaian serangan politik yang sering dan pedas dari mantan Presiden Donald Trump.
Kampanyenya pada hari Rabu (25/9/2024) lalu, mengumumkan bahwa Harris bakal berada di Douglas, Arizona, di seberang perbatasan dari Agua Prieta, Meksiko.
Trump telah membangun citra kampanyenya sebagian dengan menyerukan tindakan keras terhadap imigrasi ilegal dan perbatasan selatan. Bahkan mendukung penggunaan polisi dan militer untuk melakukan deportasi massal jika dia terpilih pada November.
Harris semakin berupaya memanfaatkan isu tersebut dan membalikkannya terhadap lawannya. Meskipun jajak pendapat menunjukkan pemilih terus lebih mempercayai Trump dalam hal itu.
Seberapa penting imigrasi dan perbatasan menjelang Hari Pemilihan dibuktikan Trump yang tidak membuang waktu untuk bereaksi terhadap berita tentang perjalanan Harris. Dia mengatakan, kepada massa di Mint Hill, North Carolina bahwa Harris akan pergi ke perbatasan “untuk alasan politik” dan karena “hasil jajak pendapatnya menurun”.
“Ketika Kamala berbicara tentang perbatasan, kredibilitasnya kurang dari nol,” ujar Trump seperti dilansir VOA. “Saya harap Anda akan mengingatnya pada hari Jumat. Saat dia bercerita tentang perbatasan, sampaikan satu pertanyaan sederhana kepadanya: “Mengapa Anda tidak melakukannya empat tahun lalu?”
Pernyataan tersebut mengangkat tema disampaikan Trump dihampir semua rapat umum kampanyenya. Mencemooh Harris sebagai mantan “penguasa perbatasan” pemerintahan Biden, dengan alasan bahwa Harris mengawasi kebijakan federal lebih lunak sehingga memungkinkan jutaan orang masuk ke AS secara ilegal.
Presiden Joe Biden menugaskan Harris untuk mengatasi akar penyebab pola imigrasi yang telah menyebabkan banyak orang melarikan diri dari kekerasan dan geng narkoba di Amerika Tengah menuju perbatasan AS dan mencari suaka. Meski dia tidak disebut penguasa perbatasan.
Sejak menggantikan Biden sebagai Calon Presiden Demokrat, Harris telah memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan jaksa agung California dengan mengatakan bahwa dia sering mengunjungi perbatasan dan mengadili geng narkoba dan penyelundup manusia saat memegang jabatan tersebut.
Saat dia berkampanye di seluruh AS, wakil presiden itu juga menyesalkan gagalnya kesepakatan keamanan perbatasan bipartisan di Kongres yang sebagian besar ditolak anggota Kongres dari Partai Republik atas perintah Trump.
Harris telah berupaya menjadikan imigrasi sebagai isu yang dapat membantunya menarik dukungan, dengan mengatakan bahwa Trump lebih suka bermain politik dengan isu itu daripada mencari solusi. Juga menjanjikan perlakuan lebih manusiawi terhadap imigran jika dia memenangkan Gedung Putih.
Pada bulan Juni, Biden mengumumkan aturan melarang migran diberi suaka ketika pejabat AS menganggap perbatasan selatan kewalahan. Sejak saat itu, penangkapan karena penyeberangan perbatasan ilegal telah menurun.
Meskipun jajak pendapat baru oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research dirilis bulan ini menemukan bahwa Trump memiliki keunggulan atas Harris dipercaya pemilih untuk menangani imigrasi lebih baik.
Isu itu menjadi masalah bagi Biden, imigrasi ilegal dan penyeberangan di perbatasan AS dengan Meksiko telah menjadi tantangan selama sebagian besar pemerintahannya. Jajak pendapat tersebut juga menemukan bahwa Partai Republik lebih cenderung peduli imigrasi. (Joesvicar Iqbal)
Harris Bakal Kampanye di Perbatasan Amerika-Meksiko, Coba Ubah Isu Lebih Besar
