IPOL.ID – Jajaran Polsek Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami kendala dalam penyelidikan kasus pembunuhan Rahmat Zulkarnain, 51, driver taksi online yang dibacok pada 15 Januari 2024 lalu.
Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka mengatakan, pihaknya terkendala mengidentifikasi pelaku karena rekaman CCTV di sekitar lokasi tidak menyorot secara jelas kejadian.
CCTV dimaksud berasal dari rekaman CCTV halte Transjakarta yang berada di sekitar lokasi, dan CCTV menyorot Jalan Mayjen Sutoyo milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
“Ada (CCTV), cuman tidak jelas, gelap. Sementara masih dalam penyelidikan,” jelas Rusit saat dikonfirmasi awak media di Kramat Jati, pada Selasa (3/9/2024).
Saat pembunuhan sebenarnya terdapat saksi tukang tambal ban yang melihat dua pelaku ketika datang ke lokasi. Namun dia mengaku tidak melihat jelas karena sudah terlampau ketakutan.
Tukang tambal ban tersebut mengaku ketika melihat pelaku turun dari sepeda motor dalam posisi membawa sebilah celurit, dia sontak melarikan diri masuk ke dalam kiosnya.
Guna mengidentifikasi pelaku tim gabungan dari Unit Reskrim Polsek Kramat Jati sudah membentuk tim gabungan, namun hingga kini identitas kedua pelaku belum diketahui.
“Gabungan Polres (Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur) dan Polda (Ditreskrimum Polda Metro Jaya) untuk ungkap kasus ini,” tukas Rusit.
Sebelumnya, Rahmat menjadi korban pembacokan saat sedang beristirahat sembari meminum kopi pada kios tambal ban di tepi Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan Senin (15/1/2024) sekitar pukul 05.30 WIB.
Usai kejadian Rahmat sempat menjalani perawatan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. Sayangnya sekitar pukul 06.30 WIB Rahmat menghembuskan napas terakhir.
Belum diketahui pasti motif pembacokan karena berdasarkan keterangan pemilik tambal ban di lokasi, pelaku seketika menyerang korban menggunakan celurit dan tidak terjadi cekcok sebelumnya.
Tetapi kasus dipastikan bukan merupakan begal atau pencurian disertai kekerasan, karena saat kejadian pelaku tidak mengambil barang berharga apapun dari korban.
Pihak keluarga Zulkarnain menduga pembunuhan karena motif piutang. Lantaran sebelum kejadian korban sempat menagih pembayaran utang sewa mobil kepada dua orang pria. (Joesvicar Iqbal)