Terakhir, Rifyan menegaskan kunjungan ini merupakan kesempatan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk merenungkan kembali komitmen kita dalam menjaga perdamaian di tengah keberagaman. Melalui dialog, kerjasama, dan aksi nyata, kita dapat membangun sebuah masyarakat yang lebih harmonis, di mana perbedaan agama bukanlah sumber perpecahan, tetapi justru menjadi kekayaan yang memperkaya kehidupan bersama.
“Kunjungan Paus ini mengingatkan kita bahwa kerukunan beragama adalah sebuah proses yang harus terus dijaga dan diperkuat dari waktu ke waktu, melalui kesadaran, kemauan, dan tindakan bersama,” kata dia.
“Dengan semangat yang sama, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang kuat dalam persatuan dan unggul dalam keragaman, serta berkontribusi bagi perdamaian dunia melalui contoh nyata dalam kerukunan beragama,” pungkas Rifyan.
Sementara itu Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan Dan Pemuda PB HMI, Abdul El Hakim, menegaskan tak boleh ada yang berupaya mengganggu kekhidmatan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. El Hakim menuturkan upaya mengganggu keamanan dan ketertiban (kamtibmas) saat momen kunjungan Paus Fransiskus ialah wujud sikap intoleransi yang tak mencerminkan karakter Bangsa Indonesia.