Dana dari asuransi ini dapat digunakan untuk membayar pinjaman kepada pemberi dana. Meskipun proyek ESCO umumnya berskala kecil, potensinya sangat besar dengan jumlah proyek yang signifikan di berbagai sektor.
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan dalam Forum Group Discussion “Public-Private Dialogue on Unlocking Financing for Energy Efficiency: De-Risking Instruments and Opportunities for Energy Savings Insurance in Indonesia”, bekerja sama dengan OECD-CEFIM, pada 30 Mei 2024, sekitar 46,3% dan 33,3% pemangku kepentingan mengindikasikan bahwa ESI mempunyai potensi atau potensi kuat untuk memfasilitasi perluasan pasar efisiensi energi di Indonesia.
Di antara pelaku utama pasar efisiensi energi – industri asuransi, lembaga keuangan, dan penyedia teknologi atau ESCO – hanya industri asuransi yang masih belum yakin dengan potensi manfaat ESI.
“Studi kelayakan ESI ini tidak hanya menjadi langkah strategis dalam mempercepat adopsi teknologi efisiensi energi di seluruh negeri, tetapi juga memberikan kepastian finansial bagi para pemilik gedung dan ESCO. Hal ini memastikan bahwa risiko kegagalan penghematan energi dapat diminimalisir, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan terhadap model bisnis efisiensi,” kata Hendra Iswahyudi selaku Direktur Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM.