IPOL.ID – Disaat para atlet sepakbola wilayah lain bertanding di lapangan hijau memperjuangkan nama wilayah masing-masing di PON 2024, Aceh dan Sumatera Utara. Atlet sepakbola DKI Jakarta hanya menjadi penonton di layar kaca.
Walhasil, Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta didesak untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Apalagi, sejak tiga tahun terakhir, Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta selalu dipimpin pelaksana tugas (Plt).
Gagalnya tim sepakbola DKI dalam PON 2024, menambah panjang sejarah kelam bagi sepakbola DKI, karena sejak 16 tahun terakhir, yakni 1998 hingga PON 2024 yang diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara tidak kunjung merasakan atmosfir persaingan sepakbola antara provinsi di tanah air.
“Dengan tidak adanya ketua Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta yang definitif. Tentu sangat berpengaruh pada proses pembinaan atlet cabang sepakbola khususnya di Jakarta. Dan hasilnya tidak lagi lolos ke PON 2024,” ujar pemilik Club Liga 3, ABC Wirayuda, Riko, Sabtu (15/9/2024).
Dikatakannya, dampak dari kesemerawutan yang terjadi dalam kepengurusan Asprov PSSI DKI Jakarta. Pembinaan serta seleksi atlet sepakbola Jakarta tidak berjalan baik.
Salah satu contoh, kata dia proses seleksi pemain pra-PON yang dilakukan secara terbuka.