“Klinik yang saya datangi itu lokasinya tidak terlalu jauh dari asrama. Padahal lokasi sekolah saya cukup terpencil dan jauh dari pusat kota. Saya pikir akan menuju kota untuk berobat, namun ada klinik yang bisa melayani JKN didekat sekolah. Saat mendaftar itu saya hanya menyerahkan Kartu JKN dan syukurnya langsung diterima meskipun bukan peserta yang terdaftar di sana,” pungkasnya.
Rifki dilayani dengan baik, dokter tersedia dan untuk lokasi terpencil fasilitas kesehatan tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melayani peserta. Ia berpikir dirinya akan ditolak, tapi nyatanya tidak. Ia diterima dengan baik dan diedukasi oleh petugas, bahwa jika memang akan tinggal lama di daerah tersebut sebaiknya pindah ke fasiltas kesehatan terdekat agar bisa mendapatkan layanan.
“Saat itu saya belum boleh menggunakan smartphone, tapi beberapa saat setelah itu saya naik tingkat dan pindah sekolah dan boleh menggunakannya. Sebagai Gen Z, pastinya saya lebih menyukai hal praktis dan serba digital. Saya juga telah mengunduh aplikasi Mobile JKN, dimana semua kemudahan bisa didapatkan hanya dalam satu genggaman. Lebih mudah dan banyak manfaat yang bisa saya dapatkan dari aplikasi tersebut. Mulai dari melakukan perubahan data, kartu digital, antrean online, riwayat penggunaan JKN, skrining kesehatan bahkan mengecek body mass index pun bisa melalui aplikasi tersebut,” jelas Rifki sambil tersenyum dan memperlihatkan aplikasi miliknya.