Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai adanya upaya sejumlah partai politik merancang calon tunggal melawan kotak kosong. Fenomena itu dinilai mengkerdilkan semangat demokrasi.
“Kalau ada partai-partai mendesain pemilihan kepala daerah melawan kotak kosong, saya rasa itu sudah kebablasan dan tidak menunjukkan semangat untuk bangun demokrasi yang sehat,” kata dia.
“Sementara esensi pemilihan kepala daerah itu adalah kompetisi, kalau tidak ada kompetisi itu tidak menunjukkan contoh praktik demokrasi yang baik,” ujar dia.
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), Rendy NS Umboh, menilai pola relasi dan keterikatan koalisi partai dalam mengusung calon kepala daerah terlihat mengarah kepada pengkondisian kotak kosong.
”Agar lebih mudah menata dan mengatur kemenangan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah,” ujarnya.
Peran koalisi partai politik, termasuk bongkar pasang koalisi, lanjut Rendy, juga berpengaruh terhadap pencalonan. Misalnya Partai Golkar yang kembali mendukung kadernya, Airin Rachmi Diany, setelah sebelumnya mendukung kader yang lain.