IPOL.ID – Atlet cilik Dancesport pertama indonesia, Angelaida Agil Maharanny menorehkan tinta emas di kancah internasional dengan meraih 9 Medali emas di kompetisi 3 negara, yang diselenggarakan di Malaysia, Taiwan dan Korea, Agustus-September 2024.
Atlet cilik yang berasal dari kota Gudeg, Yogyakarta, Angelaida merupakan siswi kelas 4 SD Budi Utama, Yogyakarta yang berlatih di sekolah dansa Yud’s Ballroom Dancesport. Sekolah dansa tersebut beralamatkan di Gg. Sulawesi I/3 Purwosari, Ringroad Utara Jl. Kaliurang KM 5,5 Yogyakarta.
Angelaida adalah atlet dancesport pertama Indonesia yang memperoleh total 9 medali emas, 7 perak dan 4 perunggu di kejuaraan internasional di 3 negara.
Angelaida mendapatkan 9 medali emas dalam ajang kompetisi yang diikuti lebih dari 50 negara di dunia yang mengirimkan atlet terbaiknya untuk berkompetisi lewat perjalanan kompetisi yang sangat panjang.
Laga pertama yang diikuti Angelaida adalah The 4TH, Kuala Lumpur City (International Ballroom Championship 2024 pada 25 Agustus 2024 dengan perolehan 5 medali emas di kategori open standard U-10.
Kemudian perjuangan berat dialami oleh Angelaida di kompetisi 2024 Kaohsiung Open Dance Festival to the world 29TH Agustus 2024 di Fengshan Sports Park – Kaohsiung, Taiwan.
Laga paling berat bagi Angelaida saat masuk di kategori open standard dan latin U-15. Sementara Angelaida saat itu masih berusia 9 tahun. Pada kompetisi itu, Angelaida mendapatkan 5 medali perak dan 2 perunggu.
Atas prestasinya, Angelaida berhak menuju kompetisi terakhir yaitu 2024 KDO Worldcup Open Dance Championship di Seoul Korea tanggal 1 September 2024.
Angelaida berlaga di kategori open standard dan latin U10 dengan perolehan 4 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu.
Angelaida sempat bersaing ketat di kompetisi di Kuala Lumpur dan Korea dengan atlet dari Kazakhstan dan Thailand. Berkat asuhan dan polesan dari tangan dingin Coach, Deddy Ratmoyo dan Dyan Dwi Nita biasa di panggil Coach Ita yang merupakan seorang maestro dancesport Indonesia, ditambah sentuhan dari Coach Sonny, Coach Fina dan Coach Rama, menjadikan Angelaida mampu memperoleh 4 emas.
Dalam setiap kategori yang diikuti Angelaida bersaing dengan puluhan kompetitor dari negara lain menjadikan Angelaida semakin bersemangat.
Ditambah para juri yang berasal dari puluhan negara membuat penilainya semakin objektif bagi semua atlet.
Putri Agus EH dan Aldila Miska ini akhirnya menjadi satu-satunya atlet dancesport pertama Indonesia yang meraih banyak prestasi di 3 negara sekaligus.
Agus sapaan dari ayah Angelaida mengatakan kompetisi yang diikuti anaknya tidak berorientasi pada raihan medali.
“Motivasi yang ditanamkan bukan untuk mengejar medali emas semata. Melainkan sebagai ajang untuk melatih mental, karakter dan pengalaman Angelaida, jadi juara itu hanya bonus,” ujar Agus kepada wartawan.
Agus menambahkan bahwa dia lebih tertarik dengan kompetisi di luar negeri. Sebab, kata dia hal itu didasari dengan keberadaan kompetitor yang mumpuni dan obektifitas juri dibandingkan dengan dalam negeri.
“Kami juga tidak tertarik untuk ikut organisasi dancesport di Indonesia yang di bawah KONI, IODI (Ikatan Olahraga Dansa Indonesia) lantaran memiliki aturan yang sangat merugikan dan berpotensi bisa mengganggu perkembangan mental anak,” katanya.
Agus membeberkan, pihak keluarga memilih sekolah dansa Yud’s Ballroom Dancesport karena sesuai dengan yang diajarkan di SD Budi Utama, Yogyakarta.
Penekanan pada proses saat latihan yang benar untuk pembentukan mental, karakter dan budi pekerti yang baik. “Angelaida sangat di support oleh sekolahnya selama ini”, kata Dila sapaan dari ibunda Angelaida.
Agus pun mengaku tidak bisa menutupi rasa haru dan bangga saat bendera merah putih berkibar mengiringi pencapaian Angelaida.
Ditambah, sambung dia hal yang menghebohkan disaat para juri dari banyak negara yang tertarik untuk melatih Angelaida.
“Bahkan banyak yang menawarkan untuk membina Angelaida menjadi atlet yang mewakili negara mereka,” katanya.
Adanya ketertarikan terhadap Angelaida pun disambut positif pemegang 9 medali emas itu. Sayangnya, tawaran dan ketertarikan itu dijawab dengan penuh kepolosan dari Angelaida.
“Nggak mau, saya mau tetap menjadi atlet Indonesia saja,’’ ujarnya diiringi gelak tawa para juri.
Lebih jauh, Angelaida mengatakan kiat untuk mendapatkan prestasi yang diperoleh dengan didasari semangat dan giat berlatih.
“Belajar, semangat, fokus, happy saat berdansa dan tidak penting juara atau tidak,” ungkap Angelaida.
Seperti diketahui, keberangkatan dan kelancaran Angelaida untuk kompetisi di support oleh banyak pihak mulai pejabat, pengusaha Indonesia maupun pengusaha Korea, serta mendapat support dari Kedutaan Besar Korea di Indonesia dan KBRI di Korea.
Dijadwalkan, tahun depan Angelaida diundang untuk ikut di kompetisi dancesport di 9 negara mewakili Indonesia.
Prestasi yang didapatkan Angelaida seolah menjadi pembuktian sekolah dansa Yud’s Ballroom Dancesport tanpa dinaugi organisasi bisa mendidik dan memberangkatkan atletnya ke kancah Internasional dan mengharumkan nama Indonesia.
“Di kompetisi kali ini, kami sangat bangga pada Angelaida karena di 3 kompetisi Internasional kemarin. Para pedansa yang masuk Top Ten dunia turun gunung untuk mengikuti kompetisi tersebut,” ujar Coach Deddy Ratmoyo.(sofian)