“Alhamdulillah untuk dapat menjadi obat yang siap dikonsumsi masih memerlukan proses lanjutan,” lanjut Wila. Menurutnya, masih harus dicoba ditambahkan pelarut untuk menghasilkan karakteristik yang lebih baik. Kemudian masih perlu pengujian high performance liquid chromatography (HPLC) dan tentu saja pengujian in vivo, yaitu pengujian yang dilakukan pada organisme hidup, seperti hewan atau manusia.
Bila hal-hal seperti ini dapat menjadi produk, maka akan mendatangkan manfaat ekonomi yang luar biasa. Pada saat dunia medik di dunia membutuhkan banyak bahan mentah dari negara-negara tropis, Indonesia malah memiliki banyak sumber daya terbuang-buang.
Di Kabupaten Malang yang berdataran tinggi terdapat berhektar-hektar pohon Loa, khususnya di daerah-daerah basah. “Selama ini masyakarat tidak tahu untuk apa, dan dunia Industri tidak meliriknya sebagai aset ekonomi bernilai tinggi,” pungkasnya. (ahmad)