IPOL.ID – Satgas Unit Pengelola Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menyulap sampah-sampah plastik menjadi pakaian adat bernilai seni tinggi.
Pada umumnya sampah plastik dianggap sudah tidak berguna, sebaliknya di tangan lima anggota Satgas UPS Badan Air, berbagai sampah plastik tersebut dapat diolah menjadi bahan dasar pakaian adat.
Sebut saja sampai saat ini busana adat berbahan dasar sampah plastik yang sudah berhasil dibuat oleh Satgas UPS Badan Air Kecamatan Pasar Rebo, di antaranya, Sumatera, Kalimantan, Papua dan Betawi.
Satgas UPS Badan Air Kecamatan Pasar Rebo, Rudi Salam, 47, menuturkan, ide awal memanfaatkan berbagai sampah-sampah plastik menjadi busana adat pada bulan Juli 2024 lalu.
Saat itu, Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengadakan Festival Perahu berbahan botol plastik bekas di aliran Kanal Banjir Timur (KBT), Kecamatan Duren Sawit.
“Ide muncul waktu kita mau parade perahu tanggal 27 Juli, di situ kita mengenakan baju adat. Akhirnya teman-teman punya ide bikin baju adat dari plastik,” ungkap Rudi di Pasar Rebo, Selasa (2/9/2024).
Namun tak butuh waktu lama Rudi bersama empat anggota Satgas UPS Badan Air Kecamatan Pasar Rebo yakni Megawati, 49, Yuniarsih, 47, Lusiana Simbolon, 39, dan Hana Febri, 26, pun merealisasikan ide tersebut.
Setelah mendapatan gambaran bagaimana desain pakaian adat dari masing-masing daerah, mereka mengumpulkan sampah plastik, dan berbagai bahan lain yang dibutuhkan.
Di saung berukuran 3 x 4 yang menjadi pos Satgas UPS UPS Badan Air Pasar Rebo, mereka setiap harinya menyempatkan waktu di saat istirahat atau sesudah jam kerja untuk membuat pakaian adat.
Detail untuk membuat pakaian adat pun tetap diperhatikan. Sampai dengan pada warna-warna yang melekat pada pakaian tersebut.
“Pembuatan satu busana adat lengkap butuh waktu sekitar tiga hari. Kesulitannya karena bahan dasar plastik jadi harus teliti dan hati-hati. Salah sedikit plastiknya bisa robek dan tidak terpakai,” jelas Rudi.
Dalam proses pembuatannya lima anggota Satgas UPS Badan Air Pasar Rebo berbagi tugas, ada yang membuat pola, menyetrika plastik satu dengan lainnya agar merekat.
Kemudian manik-manik atau hiasan seusai karekterisrik masing-masing busana adat, bertugas mengelem, kemudian untuk aksesoris senjata tradisional dan tameng dibuat menggunakan styrofoam.
“Jadi detail kami bikin sampai pada manik-maniknya hingga aksesoris senjatanya juga dibuatkan,” ujarnya. (Joesvicar Iqbal)