Menurut Kris, di atas kertas putra Indonesia seharusnya bisa menang mudah lawan Hong Kong, tetapidi atas papan tidakllah mudah. Partai papan 4, Reynard Kristoper (2114) yang selalu main London System, waktunya justru tersisa 30 menit dalam 20 langkah, menghadapi lawan yang berusia 12 thn Yiheng Li (1893). Beruntung partainya berakhir remis.
Zacky Dhia Ulhawq (2203) yang sejak pembukaan unggul satu bidak, ternyata tak mampu menang lawan Wang Ip Boris Chan (2017). Beritu juga pemain papan 1, FM Andrean Susilodinata (2393) yang juga unggul satu bidak di permainan tengah , tak mampu menang dari CM Jamison Edrich Kao (2125). Keduanya remis. Sehingga angka 2½-1½ merupakan kemenangan yang maksimal di babak 7 bagi tim putra .
Jika di tim putra ada Duta, di kelompok putri ada Evi Yuliana (1912). Ia menjadi satu-satunya pemain yang mampu meberikan poin penuh di babak ini.
Evi terus menekan lawannya, Meriem Ben Amor (1733) dan tidak memberi kesempatan sedikit pun kepadanya, sampai akhirnya Mariem menyerah di langkah ke 29. Dengan pengumpulan 5,5 poin dari 7 babak, membuat Evi semakin dekat dengan gelar WFM.