IPOL.ID – Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan bahwa 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka dalam ledakan walkie-talkie, Rabu (18/9). Hizbullah dan pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
Ledakan walkie-talkie itu terjadi di lokasi pemakaman tiga anggota Hizbullah dan seorang anak yang terbunuh akibat pager yang meledak sehari sebelumnya, demikian menurut para jurnalis Associated Press yang berada di lokasi kejadian.
Sementara itu mengutip Aljazeera, Israel dan agen mata-matanya, Mossad, dituduh mendalangi ledakan ribuan pager yang menewaskan dan melukai warga sipil dan para anggota Hizbullah di seluruh Libanon pada hari Selasa.
Ledakan pager milik anggota Hizbullah yang telah dipasangi bahan peledak telah menewaskan 12 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Mereka juga dicurigai berada di balik serangkaian ledakan perangkat lain di berbagai wilayah Lebanon pada Rabu.
Pejabat Hizbullah mengatakan bahwa kelompok bersenjata itu kini berada dalam ‘konfrontasi baru’
Hashem Safieddine, kepala dewan eksekutif Hizbullah, mengatakan kelompok Lebanon tersebut akan menanggapi serangan-serangan massal tersebut dengan “hukuman khusus”.
“Kelompok ini berada dalam konfrontasi baru dengan musuh sekarang,” kata Safieddine.
Masih belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya dengan adanya kekhawatiran akan terjadinya perang Timur Tengah yang lebih luas dan para pemimpin Israel yang berjanji untuk menghentikan hampir satu tahun serangan Hizbullah di bagian utara untuk mendukung Palestina, sementara perang Israel yang menghancurkan di Gaza masih terus berlanjut.
Seorang eksekutif penjualan di anak perusahaan pembuat walkie-talkie Jepang, Icom, mengatakan kepada The Associated Press bahwa perangkat radio yang meledak di Lebanon tampaknya merupakan produk tiruan dan bukan buatan Icom.
“Saya dapat menjamin bahwa itu bukan produk kami,” kata Ray Novak, manajer penjualan senior untuk divisi radio amatir Icom Amerika, dalam sebuah wawancara pada Rabu di sebuah pameran dagang di Providence, Rhode Island.
Novak mengatakan bahwa Icom memperkenalkan model radio dua arah V82 lebih dari dua dekade yang lalu dan sudah lama tidak diproduksi lagi.
Radio ini disukai oleh operator radio amatir dan untuk digunakan dalam komunikasi sosial atau darurat, termasuk oleh orang-orang yang melacak tornado atau angin topan.
Novak mengatakan bahwa ia menghabiskan waktu seharian untuk menerima telepon dan mencoba menghilangkan informasi yang salah tentang perangkat Icom yang sudah tidak diproduksi lagi.
Ia menunjukkan kepada seorang reporter melalui ponselnya betapa mudahnya menemukan versi palsu dari produk tersebut yang dijual secara online. (far)