Perempuan-perempuan lain menyebut alasan finansial dan tuntutan kerja sebagai halangan dalam membangun keluarga.
Lee Jung-hyun, seorang pegawai kantoran berusia 35 tahun, mengatakan, “Perempuan juga menghadapi masalah seperti jeda karir. Jika mereka tidak bisa menyelesaikan masalah ini, mereka lantas mengorbankan pilihan untuk memiliki anak.”
Tekanan-tekanan tersebut dapat dimengerti, kata Wakil Presiden Rumah Sakit Maria Lim Tae-won. “Pada akhirnya, orang-orang menomorsekiankan pernikahan dan mempunyai anak. Dan kemudian, ketika mereka ingin memiliki anak, mereka sudah tidak begitu subur,” ungkapnya.
Alih-alih seperti itu, perempuan muda bisa memilih untuk membekukan sel telur mereka yang lebih berkualitas untuk digunakan di kemudian hari melalui mekanisme in vitro fertilization (IVF), alias bayi tabung.
Di Rumah Sakit Maria, Lim mengatakan, prosedur pembekuan sel telur telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 2019, sebagiannya berkat subsidi pemerintah. Pemerintah Kota Seoul membayar sekitar setengah biaya prosedur pembekuan sel telur.