Selain itu, kondisi yang terjadi di perguruan tinggi Indonesia adalah rendahnya angka IPK. Di mana angka IPK rata-rata tertinggi nasional adalah 3.38, kebanyakan mahasiswa dengan rata-rata IPK tinggi berasal dari prodi keagamaan.
Indonesia sebagai negara besar, dengan penduduk yang melimpah sampai saat ini masih menjadi negara konsumen. Selain itu, melimpahnya jumlah penduduk Indonesia juga rentan sebab mudah sekali diadu domba.
“Rakyat kita masih sering dan mudah diadu domba, ada perbedaan pendapat sedikit saja konflik,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ahmad Muttaqin berharap lulusan PTMA menjadi bagian dari solusi dari masalah yang dihadapi oleh Indonesia. Kepada peserta wisuda, Muttaqin berpesan jika dulu ketika kuliah menjadi bagian masalah, maka setelah sarjana menjadi bagian solusi masalah.
“Makna perpindahan kucir (toga) dari kiri ke kanan itu adalah simbolisasi bahwa anda harus move on. Anda harus merubah pola pikir. Saatnya anda tampil di masyarakat menjadi problem solver,” pesannya. (ahmad)