Nugroho juga menjelaskan bahwa pengembangan model smart supply chain yang ditawarkan BRIN ini akan memperhatikan berbagai aspek dan komponen yang mendukung dan sejalan dengan karakteristik sektor pertanian. Dengan pengembangan smart supply chain ini pertanian tidak hanya terfokus pada pengembangan smart technology, akan tetapi social engineering, pemahaman budaya serta potensi setiap wilayah menjadi dasar dalam pengembangan smart supply chain.
Langkah awal pengembangan model smart supply chain akan dimulai dari pengembangan basis produksi untuk setiap kategori komoditas pada cakupan wilayah potensi, dilanjutkan dengan pengembangan klaster tani sebagai upaya untuk mengintegrasikan ketersediaan pasokan, kualitas dan kontinyuitas pasokan.
“Pengembangan layanan logistik perdesaan dan mengintegrasikan dengan layanan logistik perkotaan menjadi indikator keberlanjutan pengembangan sistem logistik yang efisien dan efektif yang dikemas dalam simpul pangan (food hubs),” tutur Nugroho.
Di sisi lain, P4S Citra Muda dan PO Sayur Organik Merbabu (SOM) merupakan kelompok usaha produksi dan pemasaran sayur organik di tingkat kelompok tani yang berada di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, terdapat inisiatif menarik dalam produksi sayur organik yang dimulai sejak tahun 2007. Usaha ini merupakan hasil kerjasama antara Kelompok Tani yang terdiri dari 30 anggota dan sebuah perusahaan pengemasan serta pemasaran sayur.