Selain itu, alasan Irma lebih memilih UMJ karena ia bisa bertemu dengan teman-teman yang bekerja dari berbagai rumah sakit seperti RSCM, dari RS Koja, dan lainnya sehingga bisa memperluas jejaring dan saling berbagi pengalaman.
“Saya sangat tidak ragu masuk ke kampus Islam karena mulai dari kepala ruangan hingga manajer di RS itu lulusan dari UMJ. Mereka juga meyakinkan saya tidak ada diskriminasi di sana,” tutur Irma.
Selama masa studi di UMJ, Irma tidak merasakan adanya diskriminasi. Bahkan dari masa studinya di kampus Muhammadiyah tertua ini, Irma mendapat pengalaman berharga yaitu nilai-nilai toleransi.
Terkait dengan mata kuliah Al Islam-Kemuhammadiyahan (AIK), Irma diberi kelonggaran oleh pihak kampus dengan menyerahkan surat keterangan keaktifan di gereja tempatnya mengabdi yang kemudian dikonversikan menjadi nilai mata kuliah.
Irma bukan satu-satunya mahasiswa beragama Kristen di FIK UMJ, melainkan ada dua mahasiswa lainnya. Keduanya juga berasal dari RS. Mitra. Ia mengaku perbedaan itu menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama manusia. (ahmad)