Melalui kerja sama di bidang pembuatan satelit ini, kata dia, diharapkan kementerian/lembaga maupun swasta yang berada di Indonesia tidak perlu membeli data pencitraan satelit lagi ke luar negeri, melainkan bisa melalui BRIN sebagai penyedia layanan citra data di masa yang akan datang.
“Rencananya nanti terdiri dari 19 satelit, baik berbasis optik maupun radar. Itu akan memungkinkan kita mengambil pencitraan satelit (dalam) segala macam bentuk,” ujarnya.
Handoko memaparkan data pencitraan satelit bisa dipakai dalam berbagai hal, seperti pada riset cuaca, iklim, pantai, zonasi ikan, tata ruang perkotaan, pemantauan sungai, mitigasi bencana, hingga pertahanan dan keamanan.
Dalam kerja sama ini, ia menyebut BRIN berperan dalam melakukan pengembangan satelit, berkolaborasi dengan China, dan kemudian pembuatannya diserahkan kepada pihak swasta.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan IAMCAS Hu Haiying mengaku dirinya merasa terhormat bisa menjadi bagian dalam kerja sama riset ini.
“Kami berharap ini adalah langkah pembuka bagi kita semua untuk bisa melakukan apapun yang bisa diberikan untuk membuat satelit di Indonesia. Kami tidak sabar untuk bisa mulai bekerja dan menyelesaikan pekerjaan ini supaya manfaat dari satelit ini bisa segera dirasakan,” tutur Hu Haiying. (*)