“Kita sekarang di angka 5.000 dolar AS maka pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa seperti China pendapatan per kapita hampir menyentuh batas ambang negara pendapatan tertinggi 14.000 dolar AS. Tentu memang secara matematik teknokratik kita bisa hitung tingkat pertumbuhan berapa yang kita inginkan. Apakah kita mampu untuk melakukan itu? Saya berani mengatakan secara diagnostic growth yang kita lakukan, Kita harusnya mampu,” katanya.
Dirinya juga menyoroti banyaknya pekerja yang rata-rata bekerja 20 jam per minggu, namun hanya dibayar sekitar Rp500.000. Menurut dia, idealnya para pekerja harusnya dibayar dengan Rp2.250.000 per minggu dengan durasi jam kerja yang sama.
“Yang 50 juta pekerja, ini saya bulatkan angkanya, itu ke bawah kira-kira kerjanya di bawah 20 jam per minggu dan dibayarnya hanya sekitar Rp500 ribu. Maka pertanyaannya untuk menjawab potensi tadi dan sekaligus menurunkan angka ICOR, serta meningkatkan tingkat produktivitas adalah apakah ada pekerjaan yang 20 jam rata-rata itu naik jadi 30 jam yang diperoleh akan jauh lebih besar atau dibayar 20 jam tapi kualitas pekerjaannya itu membuat mereka di bayar Rp4 juta per minggu akan beda,” kata Suharso. (*)