IPOL.ID – Kali Cipinang di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, kini mengalami pendangkalan, pada Selasa (8/10/2024). Hal tersebut dikeluhkan warga sekitar, lantaran pendangkalan aliran kali mengurangi kapasitas daya tampung air.
Ketua RT 12/RW 02, Rambutan, Muhammad Arifin Hadidji mengungkapkan, akibat pendangkalan Kali Cipinang melimpas dan airnya kerap merendam permukiman warganya.
“Di RW 02 ini ada dua RT yang paling parah terdampak banjir, RT 12 sama RT 04. Ketinggian air berkisar 50 sentimeter sampai 1 meter,” ungkap Arifin di Kelurahan Rambutan, Selasa (8/10/2024).
Menurut warga selama puluhan tahun tinggal, sedimentasi lumpur dan sampah di dasar Kali Cipinang hanya pernah dikeruk ketika Basuki Tjahaja Purnama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Selepas Basuki atau Ahok lengser dari jabatan Gubernur DKI Jakarta hingga kini, aliran Kali Cipinang di wilayah permukiman warga Kelurahan Rambutan RW 02 belum pernah kembali dikeruk Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur.
“Selama puluhan tahun baru pas zaman Ahok saja Kali Cipinang itu dikeruk pakai beko. Setelah dikeruk banjir enggak terlalu parah. Biasanya 50 sentimeter jadi 30 sentimeter, bahkan juga ditinggikan turapnya,” terangnya.
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan, warga RT 12/RW 02 sudah berulang kali mengajukan pengerukan sedimentasi agar daya tampung debit air Kali Cipinang dapat lebih maksimal.
Setiap agenda musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) warga selalu mengajukan pengerukan aliran Kali Cipinang, tapi usulan tidak kunjung disetujui Pemkot Jakarta Timur.
“Alasannya selalu enggak ada akses alat berat untuk masuk. Tapi kok pas sama Pak Ahok itu bisa masuk alat berat dan dump truck. Turap juga dibangun pas zaman Pak Ahok,” tukas dia.
Kendati kini Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sedang melakukan pembangunan waduk pada lahan eks Kampung mati Vietnam, tapi warga tetap berharap adanya pemeriksaan.
Warga berharap dengan pengerukan sedimentasi dan keberadaan waduk, debit air aliran Kali Cipinang dapat terkendali sehingga tidak sampai meluap ke permukiman warga.
“Kalau banjir di sini lama, bisa sampai berhari-hari. Tergantung kiriman air dari Bogor, Jawa Barat saja, kalau deras ya lama surutnya. Jalan lingkunan juga terendam, enggak bisa dilalui, selokan gak keliatan dan itu berbahaya bagi pengguna jalan,” tambah Arifin. (Joesvicar Iqbal)