Lebih lanjut, Arifin menjelaskan, warga RT 12/RW 02 sudah berulang kali mengajukan pengerukan sedimentasi agar daya tampung debit air Kali Cipinang dapat lebih maksimal.
Setiap agenda musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) warga selalu mengajukan pengerukan aliran Kali Cipinang, tapi usulan tidak kunjung disetujui Pemkot Jakarta Timur.
“Alasannya selalu enggak ada akses alat berat untuk masuk. Tapi kok pas sama Pak Ahok itu bisa masuk alat berat dan dump truck. Turap juga dibangun pas zaman Pak Ahok,” tukas dia.
Kendati kini Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sedang melakukan pembangunan waduk pada lahan eks Kampung mati Vietnam, tapi warga tetap berharap adanya pemeriksaan.
Warga berharap dengan pengerukan sedimentasi dan keberadaan waduk, debit air aliran Kali Cipinang dapat terkendali sehingga tidak sampai meluap ke permukiman warga.
“Kalau banjir di sini lama, bisa sampai berhari-hari. Tergantung kiriman air dari Bogor, Jawa Barat saja, kalau deras ya lama surutnya. Jalan lingkunan juga terendam, enggak bisa dilalui, selokan gak keliatan dan itu berbahaya bagi pengguna jalan,” tambah Arifin. (Joesvicar Iqbal)