Lindungi Hak-Hak Petani
Nissa Wargadipura dikenal luas di Garut sejak masih mahasiswa ketika ia melindungi hak-hak petani lokal dan menentang kebijakan pembebasan lahan tahun 1989. Pada tahun 1997 sekitar 700 petani berhasil mendapatkan lahan mereka kembali, tetapi Nissa tidak berhenti hingga di situ karena berikutnya ia menarget pemberdayaan petani lewat pembentukan “Serikat Petani Pasudan.”
Salah satu organisasi petani yang paling berpengaruh di Jawa Barat itu kini memiliki lebih dari 100.000 anggota. Mereka berupaya keluar dari tekanan tengkulak yang menguasai pasar, benih hingga pupuk, dan bahkan mengatur harga jual. Walhasil petani hampir tidak punya uang untuk bertahan hidup dan harus selalu bergantung pada tengkulak.
Di situs FAO, Nissa menceritakan bagaimana terjun ke dunia pendidikan dengan mendirikan pesantren menjadi jalan satu-satunya jalan agar para petani dan keluarga mereka percaya pada kearifan lokal.
Sejak awal didirikan pada tahun 2008, Pesantren Ath-Thaariq – yang berarti “jalan” – tidak saja mendidik santri soal agama, pendidikan tradisional dan formal, tetapi juga agroekologi, ketahanan pangan dan pengolahan hasil panen bernilai gizi tinggi. Ia juga mendorong peran aktif perempuan dalam komunitas pertanian ini.