IPOL.ID – Aplikasi rekayasa nuklir banyak bergantung pada software dan pemrograman dalam melakukan perhitungan.
Hal ini diperlukan untuk menyimulasikan fenomena-fenomena fisika yang ada dan memprediksi apakah perancangan desain maupun eksperimen nuklir dapat memberikan hasil yang diharapkan.
“Jika ingin membuat eksperimen nuklir atau perangkat nuklir akan membutuhkan banyak waktu dan sangat concern terhadap faktor safety. Sehingga perlu kita simulasikan dulu dengan pemrograman agar hasilnya sesuai dengan ekspektasi atau tidak,” ujar Ilham Variansyah, Assistant Professor, Senior Research dari Oregon State University (OSU) Amerika Serikat dalam Knowledge Sharing and Gathering ke-24 bertema “Development of MC/DC: a performant, scalable and portable Python – based Monte Carlo neutron transport code”, di Kawasan Sains dan Teknologi B.J Habibie, Serpong, melansir Jumat (25/10/2024).
Ilham menyampaikan, ada beberapa metode untuk memodelkan fenomena-fenomena reaksi nuklir antara lain metode deterministik, di mana fenomena fisika dimodelkan menjadi persamaan matematik yang kemudian diselesaikan dengan metode numerik.