IPOL.ID – Universitas Paramadina bekerja sama dengan INDEF dan UIN Jakarta menggelar diskusi bertema Penguatan Ekosistem Halal untuk Masa Depan Ekonomi dan Keuangan Syariah. Diskusi yang diadakan secara daring ini menyoroti pentingnya kolaborasi negara-negara OKI dalam membangun ekosistem ekonomi syariah.
Abdul Hakam Naja, Ekonom INDEF, menekankan bahwa pembangunan ekonomi syariah harus dilakukan secara kolektif oleh negara-negara OKI. “Ekosistem ekonomi syariah seharusnya dibangun secara kolektif oleh minimal 57 negara OKI. Indonesia perlu bersinergi, minimal dengan Brunei dan Malaysia, agar tidak terjebak dalam middle income trap,” ungkap Naja dalam keterangannya kemarin.
Ia menambahkan bahwa Indonesia perlu fokus pada empat sektor utama yaitu keuangan syariah, makanan halal, pariwisata halal, dan fashion halal. “Fashion halal bisa menjadi pemantik kebangkitan industri tekstil kita yang saat ini menghadapi deindustrialisasi,” jelas Hakam.
Mohammad Nabil Almunawar, pengajar UBD School of Business and Economic Universitas Brunei Darussalam, memaparkan bahwa pasar halal global terus berkembang, dengan estimasi nilai mencapai USD 619,47 miliar pada 2029. “Pangan halal merupakan segmen terbesar, dan kesadaran masyarakat akan produk halal terus meningkat,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya memastikan rantai pasok halal yang terintegrasi untuk menjaga kehalalan produk dari hulu hingga ke konsumen.