IPOL.ID- Geger di media sosial siswa SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dilanda penyebaran penyakit cacar air dan gondongan yang telah menyerang ratusan siswa.
Akibat penyebarannya yang semakin meluas, sekolah mengambil langkah untuk menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk seluruh siswa.
Hingga Jumat (18/10/2024) sebanyak 102 siswa dari berbagai kelas menunjukkan gejala penyakit tersebut, sekolah langsung mengambil langkah-langkah serius guna menghentikan penyebaran lebih meluas.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Deddy, menjelaskan bahwa sekolah telah mengambil langkah cepat untuk menangani penyebaran cacar air dan gondongan di kalangan siswa. Salah satu langkah yang diambil adalah pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk sementara waktu.
“Kami telah memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari tanggal 17 Oktober hingga 31 Oktober guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Ini merupakan langkah yang diperlukan mengingat semakin tingginya angka kasus,” jelas Deddy, dikutip pada Senin (21/10/2024).
Penerapan PJJ dan langkah-langkah pencegahan yang ketat, Dinas Pendidikan Tangsel berharap wabah cacar air dan gondongan di SMPN 8 dapat segera terkendali, dan kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan normal tanpa risiko lebih lanjut.
Lanjut Menurut Deddy, kebijakan ini merupakan hasil dari kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Tangsel dan Puskesmas setempat yang memberikan saran terkait penanganan penyakit. Pihak sekolah juga telah melaksanakan sejumlah protokol kesehatan yang ketat, termasuk disinfeksi rutin di seluruh ruangan kelas.
“Kami telah memastikan bahwa sekolah melakukan sterilisasi ruang kelas setiap hari. Siswa yang mengalami gejala seperti demam, ruam, dan luka basah diwajibkan untuk tidak masuk sekolah hingga benar-benar sembuh. Ini adalah langkah penting untuk memutus rantai penularan,” tambah Deddy.
Berdasarkan data yang diterima, penyebaran cacar air di SMPN 8 Tangsel terus meningkat sejak pertama kali terdeteksi pada 11 Oktober. Dari total 102 siswa yang terjangkit, sebagian besar berasal dari kelas 9 dengan 38 siswa terinfeksi, diikuti oleh kelas 8 dengan 34 siswa, dan kelas 7 dengan 29 siswa.
Meskipun pihak sekolah sudah berupaya maksimal menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), sulitnya menjaga jarak dan kebiasaan interaksi fisik di kalangan siswa membuat penyebaran penyakit tidak dapat dihindari.(Vinolla)