IPOL.ID – Pada hari yang ditandai dengan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar, pengungsian, dan serangan udara lainnya, warga Gaza yang kelelahan mengatakan, mereka hanya ingin mengakhiri konflik selama lebih dari setahun yang telah membawa penderitaan yang tak terkira.
Saat berita kematian Sinwar menyebar melalui ponsel, gambar pertama jasadnya yang syahid terkubur di reruntuhan dengan lubang menganga di kepalanya segera muncul di internet.
Gambar-gambar brutal tersebut menandai akhir yang dramatis bagi penduduk asli Gaza yang muncul sebagai pemimpin kelompok Palestina setelah memicu perang yang telah melanda wilayah tersebut dan akhirnya menentukan nasibnya sendiri.
Namun, bahkan saat foto-foto beredar dan pengumuman beredar dari outlet berita Israel, banyak yang tidak percaya.
“Pembunuhan Yahya Sinwar adalah tragedi bagi rakyat Gaza, kami tidak menduganya,” kata Amal al-Hanawi, 28 tahun, dari Nuseirat di pusat Jalur Gaza tempat ia berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran di utara.