Menurut Hendrizan, data iklim yang tersedia saat ini belum cukup panjang untuk analisis mendalam, sehingga dibutuhkan tambahan data geologi. “Salah satu cabang ilmu geologi yaitu paleoklimat, ilmu yang mempelajari iklim masa lampau, dapat menyediakan data jangka panjang yang mengisi celah dari data observasi modern,” jelasnya.
Studi Paleoklimat
Hendrizan menyebut, akurasi proyeksi iklim baik masa lampau maupun masa depan membutuhkan coverage data yang lebih panjang. Sehingga, kualitas proyeksi iklim berdasarkan model menjadi lebih akurat.
“Studi paleoklimat menggunakan proksi untuk memahami perubahan lingkungan dari skala waktu yang berbeda beda,” sebutnya.
Paleoklimat di masa lampau menunjukkan adanya perbedaan temperatur maupun kenaikan CO2 dan muka laut. Parameter-parameter tersebut digunakan sebagai acuan untuk merekonstruksi paleoklimat di masa lampau.
Dalam paleoklimat, jelas Hendrizan, harus memperhitungkan skala waktu. Artinya, tidak bisa menggabungkan secara acak skala waktu kondisi modern dan masa lampau.