“Semakin lama terkubur semakin lama arsip itu tersimpan. Foraminifera yang terkandung dalam sedimen di lautan inilah kemudian dieksplorasi menggunakan kapal riset untuk mendapatkannya,” terang peneliti yang tergabung dalam Kelompok Riset Iklim dan Lingkungan Masa Lampau ini.
Rasio unsur magnesium dan kalsium yang terdapat di cangkang foraminifera terbukti memiliki korelasi positif antara temperatur dengan magnesium kalsium. Semakin tinggi magnesium kalsium maka semakin tinggi nilai isotopik dari temperatur yang ada.
Dari penelitian rasio magnesium dan kalsium, ditemukan bahwa Indonesia pernah mengalami peningkatan suhu hingga 3 derajat celsius di masa lampau. Data ini membuktikan bahwa pemanasan ekstrem di masa lampau dapat menjadi acuan untuk memahami kondisi iklim dan oseanografi saat pemanasan tersebut terjadi.
Hendrizan menuturkan, seharusnya, pengetahuan tersebut dapat dijadikan bahan kesiapsiagaan apabila skenario pengurangan emisi global tidak terkendali di masa depan. Karena batas aman 1,5 derajat celsius dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC pernah terlewati di wilayah Indonesia.