Tidak hanya dari kebiasaan bersih dan tepat waktu, namun juga dalam dari segi keilmuan menurut Syaikh Abduh saat itu umat islam masih jauh tertinggal. Padahal ketiga hal itu bagian dari ajaran agama Islam.
“Orang sepintar apapun, sehebat apapun tetapi kalau akhlaknya tidak baik maka dia akan menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Bahkan akan membawa kerusakan bagi umat manusia yang lain,” katanya.
Sebaliknya, menurut Izzul Muslimin bahwa kebaikan akhlak seorang muslim itu tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tapi juga pada lingkungan keluarga, masyarakat, mungkin bahkan sampai pada alam semesta.
Selain itu, akhlak yang baik dalam diskursus Islam juga ditekankan supaya dimiliki oleh setiap umat Islam. Sebab sebaik-baik orang yang beriman adalah yang akhlaknya baik.
“Akhlak ini menjadi dasar dan sekaligus tolok ukur untuk melihat orang itu imannya baik dan tidak,” ungkapnya merujuk HR At Tirmidzi nomor 1162.
Akhlak ini merupakan urusan mendasar yang harus diperbaiki oleh umat Islam jika ingin memajukan peradaban. Untuk mengukur kebaikan akhlak secara mudah dapat dilihat dari hubungannya dengan tetanga, cara memperlakukan tamu, dan tutur kata. (tim)