Sementara, tidak semua sekolah di Jakarta menerima anak-anak penyandang disabilitas, hanya sekolah yang sudah ditunjuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebagai sekolah inklusi saja.
“Diharapkan selain (sekolah inklusi) aksesibilitasnya mudah, tempatnya pun dekat. Enggak terlalu jauh lah buat menjangkau sekolah tempat kegiatan pendidikannya,” katanya.
Ajad menambahkan, sepatutnya seluruh sekolah di Jakarta menjadi sekolah inklusi, sehingga anak-anak penyandang disabilitas mendapat kesempatan sama mengakses pendidikan.
Para penyandang disabilitas juga kian kesulitan karena belum semua sekolah inklusi ditetapkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta memiliki sarana prasarana penunjang mumpuni.
Keberadaan guiding block atau ubin pemandu misalnya, tidak semua sekolah di Jakarta yang ditetapkan inklusi memiliki ubin pemandu bagi penyandang disabilitas tunanetra.
“Kita berharap ke depan layanan sekolah inklusi lebih ditambah lagi, bukan hanya penerimaan di sekolah tertentu. Sarana dan SDM (tenaga pendidik) pun harus ditambah,” tukasnya. (Joesvicar Iqbal)