“Korban sudah mengalami banyak kerugian. Akibat perundungan dan pengeroyokan itu korban sampai berhenti sekolah selama setahun karena trauma. Belum lagi kekerasan fisik yang diterimanya membuat korban terluka,” jelasnya.
Kronologi kejadiannya, JS selaku korban bercerita ketika dirinya mendapatkan kekerasan verbal hingga kekerasan fisik dari para pelaku.
Saat itu, sepulang sekolah, dirinya dikerubungi oleh tujuh pelaku yang merupakan kakak kelasnya di SMK PGRI 37 Pondok Labu.
“Saya baru masuk sekitar dua minggu. Mereka (terduga pelaku) kelas dua dan tiga,” katanya.
Para pelaku saksi anak berinisial PZ, DP, SA, EA, AF, NA, NR dan NS.
Dia pun bingung dan terheran mengapa para pelaku merundung dirinya, padahal dia merasa tidak memiliki masalah dengan mereka.
“Saya nggak tahu masalahnya. Mereka cuma bilang baju saya seksi. Padahal biasa-biasa aja saya pakai seragam,” tukasnya.
Di sebuah taman, dia diumpat hingga dikeroyok oleh para terduga pelaku.
“Saya dipukul, ditendang sampai dijambak. Saya hampir pingsan. Dada saya dipukulin sampai sesak napas,” terangnya.