Dr. Chet, yang juga mengajar di Singapore Management University Academy (SMUA) menjelaskan bagaimana penyedia layanan kesehatan dapat mengadopsi teknologi secara efektif untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan aksesibilitas di Indonesia. Seperti banyak industri lainnya, layanan kesehatan saat ini sedang mengalami revolusi besar berkat kemajuan teknologi.
Motivasinya untuk berinvestasi dalam teknologi kesehatan adalah untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi dan sektor kesehatan. “Sering kali profesional kesehatan tidak sepenuhnya memahami teknologi sementara pakar teknologi mungkin tidak memahami bagaimana layanan kesehatan diberikan. “Tujuan kami adalah menjadi jembatan antara penyedia teknologi dan profesional kesehatan,” katanya saat konferensi pers untuk seminar “Teknologi dalam Layanan Kesehatan: Aplikasi Praktis Masa Depan untuk Rumah Sakit dan Klinik” di Gedung IFC, Kamis (7/10/2024).
“Tantangan besarnya bukan hanya teknologi dan sains tetapi pola pikir dan kepemimpinan profesional kesehatan yang akan memiliki dampak terbesar,” tambahnya. Aldi Haryopratomo, anggota Dewan Komisaris Halodoc sekaligus anggota Dewan Pembina SMU Indonesia, menambahkan bahwa teknologi seperti telemedicine dan third party management untuk asuransi telah memudahkan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia untuk mengakses layanan kesehatan. “Telemedicine memungkinkan pasien di daerah terpencil untuk mendapatkan konsultasi tanpa harus bepergian jauh, dan teknologi manajemen asuransi kami membantu koordinasi klaim dengan perusahaan, klinik, dan rumah sakit secara lebih efisien,” jelas Aldi.