IPOL.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Sains dan Teknologi China (MOST) menggelar The 7th China-Indonesia Joint Committee on Science, Technology & Innovation Cooperation di Beijing pada 1 November 2024.
Pertemuan tahunan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi riset dan inovasi antara Indonesia dan China dalam berbagai bidang strategis, termasuk kesehatan, energi, dan perubahan iklim.
Acara yang berlangsung di kantor MOST China ini merupakan forum strategis yang telah berlangsung sejak 2011 dan diperbarui pada 2023 melalui nota kesepahaman antara kedua negara. Pertemuan ini dibuka oleh Director General of the Department of International Cooperation MOST, Dai Gang, yang menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya memperluas dan mengoptimalkan model kerja sama riset antara kedua negara.
Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN, Prof Agus Haryono, menyampaikan antusiasmenya atas kemitraan strategis dengan China, terutama dalam skema joint research program. “China merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Kami memiliki banyak program pendanaan yang tidak hanya bermanfaat bagi BRIN tetapi juga bagi universitas dan lembaga riset di Indonesia,” ungkap Agus, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/11/2024).
Selama pertemuan, MOST menyatakan kesediaan untuk mendukung proyek-proyek penelitian bersama dalam sub-bidang seperti energi terbarukan, biofuel, kendaraan listrik, dan bioteknologi. MOST mengusulkan enam proyek kolaboratif yang akan diselesaikan dalam waktu dua tahun, dengan dukungan keuangan dari pemerintah China serta kontribusi dari Indonesia sesuai ketersediaan anggaran.
Di samping itu, MOST berencana meluncurkan program penelitian jangka pendek bagi ilmuwan Indonesia untuk melakukan riset di China, khususnya dalam bidang energi dan konstruksi. Ms. Yang Xuemei, Deputy Director General dari China Science and Technology Exchange Center, mengundang ilmuwan muda Indonesia untuk menghabiskan satu tahun di China guna memperdalam penelitian ilmiah. BRIN juga menyambut baik inisiatif ini dan berharap dapat mengundang peneliti China ke Indonesia melalui skema serupa.
BRIN dan MOST juga mendukung pembentukan pusat penelitian bersama yang melibatkan Universitas Tsinghua dan Departemen Kebijakan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia. Pusat ini diharapkan dapat menjadi pusat riset kolaboratif yang menghubungkan lembaga-lembaga terkait dari kedua negara dalam bidang kesehatan dan kebijakan publik.
Selain itu, China menyoroti peran China-ASEAN Technology Transfer Centre (CATTC) dalam memperkuat transfer teknologi ke Indonesia. Agus Haryono menegaskan bahwa BRIN akan terus mendukung startup lokal dan mendorong pengembangan teknologi melalui berbagai platform dan jurnal ilmiah untuk kemajuan sosial dan teknologi.
Pertemuan ini diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan Implementing Arrangement Concerning 1st Joint Research Program antara MOST dan BRIN sebagai langkah lanjut dari MOU yang telah ditandatangani pada tahun sebelumnya. Pertemuan Joint Committee on Science, Technology & Innovation Cooperation (JCM) ke-8 direncanakan akan diselenggarakan di Jakarta pada tahun depan. (ahmad)