“Tanpa pengurangan signifikan dalam konsumsi daging global maka kita akan kehilangan peluang strategis dalam mengatasi perubahan iklim, menyelamatkan bumi dan segenap penghuninya,” tegas Sri dilansir VOA, Senin (11/11/2024).
Lebih jauh Sri memaparkan saat ini dunia tengah menghadapi ancaman sangat serius terkait perubahan iklim yang diakibatkan pemanasan global. The EU’s Copernicus Climate Change Service mencatat pada Februari 2024, ambang batas pemanasan global 1,5 derajat Celcius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris (2015) telah terlampaui.
“Jika pemanasan global tak terkendali, diperkirakan populasi manusia akan berkurang hingga 75 persen akibat bencana, penyakit, kelaparan, dan kemiskinan,” jelasnya.
Berdasarkan laporan World Risk Report (WRI) Tahun 2022 sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai negara nomor tiga di dunia paling berisiko terkena bencana setelah Filipina dan India. Namun, kondisi ini memburuk setelah laporan WRI pada Tahun 2023 menempatkan Indonesia sebagai negara kedua paling berisiko terkena bencana setelah Filipina.