Sementara itu, warga Palestina lainnya yang masih bertahan di rumah dan tempat penampungan berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Disebutkan pula bahwa penduduk Gaza Utara menjadi sasaran serangan yang disengaja dan hidup tanpa akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan. Mereka juga menjadi “sasaran drone jika berusaha keluar untuk mencari makanan atau air.”
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa warga Palestina di sana “belum sepenuhnya pulih dari bencana kelaparan sebelumnya” yang terjadi pada akhir 2023 dan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Euro-Med, puluhan ribu pengungsi dari Gaza Utara di Kota Gaza kesulitan membeli kebutuhan pokok karena meroketnya harga-harga, keterbatasan stok, dan minimnya bantuan akibat blokade Israel.
Kondisi di Wadi, Gaza Selatan, juga tidak berbeda, karena Israel terus membatasi masuknya truk bantuan.
“Seluruh penduduk Jalur Gaza kini bergantung pada bantuan kemanusiaan dari luar negeri akibat tidak adanya pekerjaan, masalah likuiditas, dan runtuhnya kapasitas produksi lokal,” tulis pernyataan itu. (*)