Hasil survei Litbang Kompas juga menunjukkan bahwa para pemilih yang berasal dari partai koalisi KIM juga berpotensi pindah haluan mendukung Pramono, dengan porsi terbesar dari kalangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mencapai 60 persen dan Nasional Demokrat sebesar 40 persen.
Firman Noor menambahkan meski saat ini dinilai masih di bawah bayang-bayang Jokowi, Prabowo secara perlahan-lahan akan ke luar dari situasi itu dalam beberapa tahun ke depan.
“Sekarang masa konsolidasi. Saya tetap berkeyakinan (pengaruh Jokowi) akan memudar,” pungkas Firman.
Pengajar Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin meragukan anggapan Prabowo dalam bayang-bayang Jokowi.
Ujang berpendapat, kunjungan Prabowo adalah sikap tokoh politik yang tidak melupakan jasa pendahulu yang membantunya memenangkan pilpres.
“Saya menilai itu hubungan personal, bukan lagi kenegaraan. Makanya, Prabowo datang tidak dengan plat RI 1, tapi mobil pribadi,” kata Ujang.
“Mereka berteman dan satu frekuensi. Namun, kita lihat saja ke depan.”