“Saya kira di era digital sekarang ini, para seniman pewayangan menghadapi tantangan berat, karena para pelaku budaya wayang ini menghadapi tantangan yang berat dari media-media baru, platform, sosial media dan lain-lain, terutama di kalangan generasi muda. Bagaimana wayang bisa hadir di tengah generasi muda ini adalah tantangannya,” jelasnya.
Fadli juga mengungkapkan kekhawatirannya soal semakin berkurangnya pengrajin yang terlibat dalam ekosistem pewayangan, seperti pembuat gamelan, pengukir, dan pelukis wayang.
Ia menjelaskan bahwa pelestarian wayang membutuhkan langkah konkret, baik dari sisi kreativitas pertunjukan maupun dukungan ekosistem budaya.
“Karena semakin banyak ekspresi budaya yang menggeser budaya tradisi, dan karena itu perlu kreativitas menghadirkan kembali wayang ke tengah masyarakat dengan berbagai macam inovasi, ya terutama dari sisi kalau kita lihat penampilan, ada sentuhan-sentuhan teknologi digital, cerita juga, kalau dulu pertunjukan itu dari jam 9 malam sampai jam 4 pagi, apakah sekarang ini masih bisa?,” ungkap Fadli. (*)