IPOL.ID – Insiden mengerikan terjadi di kota Zhuhai, China selatan, di mana seorang pengemudi menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang yang sedang berolahraga. Akibatnya, 35 orang dilaporkan tewas dan melukai 43 lainnya.
Dilansir Reuters Rabu (13/11), pihak kepolisian menyebut insiden tersebut, terjadi pada Senin (11/11) malam.
Pihak berwenang membutuhkan waktu hampir 24 jam untuk secara resmi mengungkapkan insiden tersebut.
Rekaman gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan puluhan korban terkapar dan sebuah mobil yang melarikan diri dari lokasi kejadian.
Namun, unggahan-unggahan tersebut segera disensor oleh otoritas China, termasuk komentar yang mengecam keterlambatan laporan resmi. Situs Weibo bahkan menyensor tagar yang menyebutkan jumlah korban tewas.
Polisi mengatakan bahwa tersangka dalam insiden ini diidentifikasi sebagi seorang pria berusia 62 tahun dengan nama keluarga Fan.
Fan telah ditangkap dan dirawat di rumah sakit karena luka-luka yang diyakini disebabkan oleh dirinya sendiri dengan pisau di bagian leher dan bagian tubuh lainnya.
Menurut laporan kepolisian, Fan disebut merasa kesal dengan pembagian aset dalam proses perceraiannya.
Ratusan petugas penyelamat dari kota Zhuhai dan provinsi Guangdong dikerahkan untuk memberikan perawatan darurat, dan lebih dari 300 petugas kesehatan dari lima rumah sakit bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan nyawa, demikian dilaporkan media pemerintah Beijing Daily.
Serangan tersebut terjadi ketika Zhuhai menarik perhatian dengan pameran udara tahunan terbesar, di mana jet tempur siluman terbaru dipamerkan untuk pertama kalinya.
“Saya sedang mengemudi di dekat sini tadi malam dan mendengar sirene di mana-mana, saya pikir itu untuk pertunjukan udara, tetapi kemudian saya tidak pernah mendengar sirene sekeras itu sebelumnya,” kata seorang sopir taksi bermarga Guo.
“Kemudian penumpang mengatakan bahwa telah terjadi tabrak lari, saya tidak menyadari bahwa itu sangat buruk.”
Seorang pengguna Weibo menulis: “Bahkan di dunia yang sangat terhubung seperti sekarang ini, butuh waktu lebih dari 24 jam untuk mengetahui kejadian ini.”
Presiden Xi Jinping, yang dikutip oleh televisi pemerintah China, CCTV, memerintahkan untuk merawat para korban dan menuntut hukuman berat bagi pelaku.
Pemerintah pusat telah mengirimkan sebuah tim untuk memberikan panduan dalam penanganan kasus ini.
Kejahatan dengan kekerasan jarang terjadi di China karena keamanan yang ketat dan undang-undang senjata yang ketat. Namun, meningkatnya laporan serangan pisau di kota-kota besar telah menarik perhatian publik terhadap keamanan di ruang publik.
Serangan paling mematikan yang berhasil diidentifikasi oleh Reuters dalam beberapa tahun terakhir di China terjadi di Urumqi, di wilayah Xinjiang barat China, pada tahun 2014, di mana pelaku bom bunuh diri menewaskan 39 orang dan empat dari lima pelaku juga tewas. (far)