“Mereka pikir setelah sekian tahun mengasingkan diri, publik sudah lupa dengan masa lalu dia. But thanks to @ARSIPAJA, yang telah menyegarkan ingatkan kita,” komentar @Da*****ar.
Komentar warganet lain menyayangkan budaya negeri yang gampang melupakan sesuatu hal penting. “Bangsa yang pandai memaafkan,” kata @Be***e_.
“Kirain udah nyungsep nih orang, rupa masih ‘on’ juga…” timpal yang lain.
“Indonesia tidak mengenal cancel culture,” sindir warganet.
“Ini pejabat negeri beneran kwalitas asemele. Kalo nggak mantan napi kriminal, video asusila, apalagi sebutin…” ujar netizen lain.
Ada juga netizen yang menilai kaderisasi di tubuh beringin tidak berjalan dengan baik. “Ini lagi pada kenapa ya? Emang nggak ada orang lain lagi yang lebih berintegritas buat ditunjuk gitu?” tanya akun centrang biru @lvcookisncream.
Menariknya, ada netizen yang menyebut jika kasus video esek-esek Yahya Zaini dan Maria Eva pernah menjadi bahan skripsi mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Adapun skripsi mahasiswa berjudul: “Video rekaman pada telepon seluler sebagai salah satu alat bukti pada tindak pidana umum studi kasus: video rekaman asusila Yahya Zaini dan Maria Eva.” (tim)