Chad, Lebanon, Myanmar, Mozambik, Nigeria, Suriah, dan Yaman dinilai sebagai negara-negara dengan “keprihatinan sangat tinggi”, sementara 10 negara dan kawasan lainnya dalam daftar tersebut dinilai sebagai area rawan kelaparan, termasuk Kenya, Lesotho, Namibia, Niger, Burkina Faso, Ethiopia, dan Zimbabwe.
Prospek yang mengkhawatirkan ini dipicu oleh setidaknya tiga faktor, yaitu konflik, iklim, serta ketidakstabilan dan kesenjangan ekonomi. Baik secara tersendiri maupun gabungan, faktor-faktor tersebut berpotensi “memperburuk kondisi yang sudah mengancam nyawa.”
“Konflik dan kekerasan bersenjata terus menjadi pemicu utama kelaparan di banyak titik rawan, mengganggu sistem pangan, menggusur penduduk, dan menghalangi akses kemanusiaan,” kata kedua badan PBB tersebut.
Menyebut lima area rawan kelaparan yang dinilai paling memprihatinkan (Sudan, Palestina, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali), Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menekankan perlunya “gencatan senjata kemanusiaan serta pemulihan akses dan ketersediaan makanan bergizi tinggi” segera terwujud.