Dari uji coba tersebut, Indonesia melalui Panitia Negara menyelidiki adanya sisa zat radioaktif akibat uji coba senjata tersebut, hingga lahirlah Lembaga Tenaga Atom.
Pada 1964, Lembaga Tenaga Atom menjadi BATAN dengan fungsi kelembagaan yang lebih luas. Sejak September 2021, BATAN diintegrasikan ke BRIN.
“Selama 64 tahun, nuklir di Indonesia berkomitmen pada keselamatan dan telah memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai bidang untuk kesejahteraan,” sebut Seno.
Lebih lanjut Seno menguraikan, semua material di alam sekitar mengandung atom atau salah satu bagian kecil dari materi yang menyusun benda padat, cair, dan gas. Atom memiliki inti atom atau nukleus. Nukleus merupakan bagian terkecil yang menjadi pusat massa.
“Semua fenomena atau mekanisme yang terjadi pada inti atom yang kemudian disebut nuklir. Sementara itu, inti atom yang tidak stabil dapat memancarkan energi yang disebut sebagai radiasi,” urainya.
Jika tubuh terkena radiasi, lanjut Seno, efeknya bersifat probabilitas atau kemungkinan yang bergantung pada dosis, jenis radiasi, kondisi tubuh, dan lain-lain. Seno menerangkan, sel akan mengalami recovery secara alami dan sehat kembali. Sehingga, radiasi tidak mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh.