IPOL.ID – Presiden Prabowo Subianto dan mantan presiden Joko “Jokowi” Widodo mendapat kritik atas pernyataan dukungan terang-terangan mereka terhadap pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan pekan depan.
Sejumlah analis menilai tindakan mereka yang secara eksplisit mendukung calon kepala daerah tertentu melanggar prinsip etika politik karena kedua tokoh itu memiliki potensi menyalah gunakan fasilitas negara.
Awal November, Prabowo secara terbuka meminta masyarakat Jawa Tengah mendukung calon gubernur Ahmad Luthfi dan pasangannya Taj Yasin melalui sebuah video berdurasi lima menit yang diunggah di akun Instagram @ahmadluthfi_official.
“Saya mohon dengan sangat, berilah suaramu pada Jenderal Ahmad Luthfi dan Gus Taj Yasin Maimoen,” ujar Prabowo dalam video tersebut.
Pasangan Luthfi-Yasin diusung sembilan partai politik besar, termasuk Gerindra, Nasdem, Golkar, PAN, dan PKB, menghadapi pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang hanya didukung PDI Perjuangan.
Pengamat politik dari Universitas Katolik Soegijapranata, Andreas Pandiangan, menyebut keterlibatan Presiden Prabowo dalam Pilkada ini tidak sehat bagi demokrasi. Meski, Prabowo sempat membantah bahwa dukungan dia sebagai kapasitas ketua partai.